Cerita Horor Kamar Kosong di Rumah Sakit Paling Serem - Kisah horor ini tidak kalah pentingya untuk kalian baca karena di dalamnya akan menyajikan sebuah hal yang sangat-sangat memacu adrenalin kalian semua.
Kisah horor nyata di rumah sakit dalam kumpulan cerita ini memiliki versi lain yang tidak kalah seram. Pada versi lain yang tersebar diceritakan bahwa sosok yang ada dalam kamar kosong tersebut adalah suster ngesot.
Kisah suster ngesot sendiri sering diangkat menjadi film horor fiksi. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, suster ngesot merupakan arwah penasaran seorang suster zaman Belanda yang mati dianiaya saat bertugas. Penasaran ingin mengecek kebenaran kisah dalam kumpulan cerita horor nyata ini? Hati-hati, ya!
Cerita Horor Kamar Kosong di Rumah Sakit Paling Serem
Kisah ini terjadi saat shift malam di salah satu rumah sakit di Jakarta. Malam itu hanya ada tiga orang suster baru yang berjaga di lantai tersebut. Otomatis, ketiga orang ini harus sering mondar-mandir mengurus kebutuhan pasien.
lntai itu, terdapat sebuah kamar kosong yang menjadi gudang sementara. Ketiga suster ini diberi pesan untuk selalu menutup pintu kamar kosong ini jika tidak ada keperluan terutama saat malam hari.
Kemudian, pasien di salah satu kamar menekan tombol bantuan. Salah satu suster, sebut saja M, bergegas menuju ke kamar tersebut sambil mengecek jam di tangannya. Saat melewati lorong, ia melihat bahwa pintu kamar kosong itu tidak tertutup dan lampunya menyala. Di dalam ruangan itu ia melihat ada sebuah kursi yang menghadap ke jendela di ujung ruangan.
Ia berpikir, mungkin cleaning service lupa menutup lalu bergegas menuju kamar pasien. Ternyata infus pada pasien tersebut hampir habis. Ia pun pergi untuk mengambil infus di ruang obat dekat ruang suster.
Ia kemudian melewati kamar kosong tadi lagi dan pintu tersebut masih terbuka. Tapi, ia merasa ada yang aneh, sebab kursi yang semula menghadap jendela kini menghadap celah pintu. Meski begitu, M lebih mendahulukan pasiennya dan pergi mengambil infus di ruang obat.
Ia kemudian melewati ruangan kosong itu lagi. Pintunya masih terbuka, kursinya pun masih di dalam. Tapi kini posisi kursi yang tadi di ujung ruangan sekarang berada di tengah ruangan. M meyakinkan dirinya bahwa itu semua hanya perasaannya saja sambil tetap berjalan ke kamar pasien.
Usai memasang infus baru, M berjalan lagi melewati lorong dan melihat lagi ke kamar kosong itu. Sontak lututnya melemas, suaranya hilang, dan air mata bercucuran. Dilihatnya kini kursi tersebut benar-benar sudah ada tepat di depan celah pintu dan ada sesosok mahluk yang duduk di situ.