Cerita Horor Kisah Nayata Ikut Sholat (Makmum) - Pernah gak sih kalian merasa sesuatu kalau kalian lagi sholat malam sendirian gitu, nah kali ini mimin akan membagikan sebuah kisah yang sangat-sangat mengerikan terjadi saat solat, kok bisa?
Kisah pada kumpulan cerita horor nyata ini terjadi pada seorang mahasiswi di Jogja yang tinggal di asrama mahasiswa milik salah satu perguruan tinggi multimedia. Jika kamu perhatikan, orang dalam cerita horor itu melewatkan waktu sholat maghrib. Padahal sebagai orang Islam, maghrib adalah waktu yang diwajibkan untuk beribadah.
Ditambah lagi, orang dalam kumpulan cerita horor nyata itu tidur di waktu maghrib. Dalam budaya Jawa, maghrib merupakan waktu dimana kita dilarang tidur karena dianggap akan membawa sial. Jika kamu sering tidur di waktu Maghrib, semoga setelah membaca kumpulan cerita horor nyata ini kamu bisa menghentikan kebiasaan itu.
Cerita Horor Kisah Nayata Ikut Sholat (Makmum)
Pada saat itu waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB, aku terbangun dari tidurku yang singkat. Kuingat sejak pulang sore tadi aku belum menunaikan ibadah sholat Isya dan melewatkan Maghrib. Memang hari ini sangat melelahkan, sebab aku harus menyelesaikan semua tugas ujian sebelum pulang ke rumah untuk menghabiskan libur semester.
Aku pun memaksa tubuhku yang masih lemas ini untuk berdiri. Kuambil air wudhu di kamar mandi yang terletak di ujung lorong asrama. Setelah itu, bersiap mengenakan mukena dan menggelar sajadah.
Setelah semuanya siap, kuucapkan takbir dan memulai sholat. Awalnya tidak ada hal yang aneh saat sholat, tapi pada duduk antara sujud di rakaat ketiga aku mendengar suara doa dalam sholat.
Kupelankan suara dan bacaanku lalu berfokus pada suara tersebut. Jika didengarkan, kemungkinan suara tersebut datang dari belakangku, seperti makmum. Saat itu, aku mengira itu adalah suara Ila, penghuni kamar depanku yang sering masuk tiba-tiba.
Untuk memastikan, kuintip makmum itu saat sujud. Meski tidak terlihat wajahnya, namun terlihat kain putih seperti rukuh sedang sujud di belakangku.
Kulanjutkan sholat seperti biasa. Tapi saat salam, aku terkejut karena tidak ada siapa pun di belakangku.
Merasa ada sesuatu yang tidak beres, Aku keluar dan mengetuk kamar Ila, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamarnya. Bahkan, terlihat dari celah pintunya jika lampu di dalam mati.
Kuingat-ingat pembicaraan terakhirku dengannya sambil kembali ke kamar. Jika tidak salah Ila bilang akan pulang ke kampungya pagi ini. Kuambil handphoneku, buka kontak, lalu menghubungi Tamara, tetangga kamar sebelahku.
“Halo, Tam? Kamu di mana?” Tanyaku.
“Di rumah Din, aku kan tadi sore udah balik ke Pontianak.” Jawab Tamara. “Anak-anak pada balik hari ini kayaknya deh, kenapa?”
Shock, aku memutuskan panggilanku dengan Tamara. Kurasakan juga ada seseorang yang duduk di belakangku. Aku tidak berani menengok kebelakang, mulutku hanya komat-kamit membaca doa sambil memejamkan mata.